Kamis, 03 April 2014

Contoh Narasi Film Dokumenter Wisata



Narasi “Raun-raun, Chyn!!”
Liburan akhir pekan ini, kami beserta crew “Raun-raun, Chyn!!” mengunjungi Kota Padang. Kota yang menjadi kota terbesar di Pesisir Barat Pulau sekaligus ibu kota dari Provinsi Sumatera Barat. Penduduknya didominasi oleh etnis Minangkabau dan mayoritas masyarakat di kota ini menganut agama Islam.
Sejarah kota Padang tidak terlepas dari peranannya sebagai kawasan rantau Minangkabau, yang berawal dari perkampungan nelayan di muara Batang Arau lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya Belanda di bawah bendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Hari jadi kota ini ditetapkan pada 7 Agustus 1669.
Di kalangan masyarakat Indonesia, nama kota ini banyak dikenal sebagai sebutan lain untuk etnis Minangkabau, dan juga digunakan untuk menyebut masakan khas mereka yang umumnya dikenal sebagai Masakan Padang.
Kota ini memiliki banyak sejarah yang menjadi icon dalam pengembangan ke depannya. Sejarah yang ada kemudian dijadikan sebagai objek wisata untuk menarik pengunjung datang ke kota ini. kota ini terkenal akan legenda Sitti Nurbaya dan Malin Kundang, dan saat ini kota Padang sedang berbenah ke arah pembangunan kepariwisataan.
Perjalanan hari pertama kami, dimulai dari kawasan Jembatan Siti Nurbaya, yang terletak di Kecamatan Padang Selatan, sekitar satu kilometer arah barat dari Pasar Raya Padang, atau sekitar 25 km dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Selain sebagai cerita rakyat yang melegenda, Siti Nurbaya juga diabadikan sebagai nama salah satu jembatan yang terdapat di kota Padang. Jembatan ini menghubungkan daerah Muaro dengan Kampung seberang padang. Jembatan ini tepatnya berada di daerah kota tua nya Padang.
Yang unik dari jembatan ini, di kiri kanan jembatan disediakan akses untuk pejalan kaki dan lampunya jika diperhatikan membentuk kombinasi rumah gadang. Dan jembatan ini akan terlihat lebih cantik di malam hari, dimana lampu-lampu tersebut akan berbentuk rumah bagonjong/rumah gadang ciri khas bangunan di Sumatera Barat khususnya ranah minang.
 Konon kabarnya, di bukit yang kelihatan diatas yang disebut bukit gunung padang, disanalah Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri dikubur, dan mungkin diakrenakan itu juga jembatan ini dinamakan jembatan siti nurbaya, karena menuju bukit dimana ada kuburan siti nurbaya.
Dan dari atas Jembatan pada siang hari kita bisa melihat pemandangan Bukit Gunung Padang dan sorenya juga bisa melihat sunset dan dibelakangnya kita bisa melihat pemandangan kota tuanya Padang, kota jaman kolonial Belanda serta kapal-kapal nelayan yang merapat. Dan pad amalam hari kita bisa duduk-duduk sambil makan jagung bakar diatasnya. Hmm tidak usah takut tidak bisa jalan kaki ditasnya, jalur pedagang dan jalur pejalan kaki telah disediain.
Jembatan ini nampak cantik bila senja menjelang. Pijar mercuri, sepoi angin pantai, dan lampu-lampu kapal yang mulai dinyalakan menambah romantis suasana. Tak heran bila anak-anak muda memadati jembatan ini, untuk memadu kasih  atau sekedar menikmati roti , pisang, dan jagung bakar yang dijual di sisi kanan dan kiri jembatan.
Kami benar-benar menikmati keindahan dari lokasi ini....
Hari kedua, kami menuju ke Pantai Air Manis yang konon menjadi daerah tempat terjadinya Legenda Malin Kundang “Si Anak Durhaka”. Pantai yang terdapat di kawasan Air Manis, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Pantai ini terhampar luas dengan pasir yang berwarna cokelat ke putih-putihan yang melandai di sepanjang bibir pantai. Pantai ini dapat dijadikan pilihan untuk tempat piknik, surfing, camping, atau hanya sekedar untuk bermain ombak...
Legenda Malin Kundang, siapa yang tidak mengenalnya, bahkan sampai ke luar negeri sekalipun, legenda ini tetap menjadi icon kota Padang. Malin Kundang adalah karakter dalam dongeng yang berubah menjadi batu, bersama-sama dengan kapalnya, setelah durhaka kepada ibunya. Di tepi pantai, terdapat batu Malin Kundang dan beberapa perlengkapan kapalnya, yang juga berubah menjadi batu. Berdasarkan cerita, Malin Kundang dikutuk oleh ibunya karena menolak untuk mengakui ibunya setelah bepergian ke daerah lain dan menjadi kaya.
Pantai Air Manis adalah tempat wisata favorit bagi wisatawan lokal dan asing karena memiliki gelombang yang rendah dan pemandangan indah Gunung Padang. Ada juga sebuah pulau kecil bernama Pisang Kecil. Dari pagi hingga sore, Anda bisa berjalan kaki ke pulau yang memiliki luas satu hektar ini melalui air dangkal. Di sore hari, air pasang mulai naik dan Anda harus menggunakan perahu untuk kembali. Di sebelah kanannya, ada pulau lain yang disebut Pisang Besar. Penduduk lokal di pulau ini sebagian besar petani dan nelayan.
Tidak hanya itu, pantai ini juga menjadi pusat perekonomian penduduk sekitar, pengunjung dapat menginap di penginapan yang dikelola oleh masyarakat sekitar sehingga memiliki harga yang terjangkau. Tempat penjualan souvenir, makanan, mushalla, serta kamar mandi juga tesedia disini. Jadi, pengunjung tidak perlu ragu untuk berkunjung ke kawasan wisata ini..
Tips dari kami, jika Anda mengunjungi pantai Air Manis, Anda harus mempersiapkan pakaian ekstra di dalam tas Anda.  Karena Anda pasti akan tergoda untuk berenang atau berjalan-jalan ke Pulau Pisang Kecil.
Perjalanan kami berakhir di pantai ini. Liburan kali ini benar-benar berbeda dengan liburan biasanya, dengan mengunjungi objek wisata yang memiliki nilai sejarah..
Rasanya tak ingin berlalu meninggalkan kenangan disini, tetapi rutinitas harian sudah menanti kami...
Sampai jumpa lagi di episode selanjutnya, bersama kami di “Raun-raun, Chyn!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar