Kamis, 03 April 2014

Contoh Proposal Skripsi Tentang Sinetron



PENGARUH SINETRON PUTIH ABU-ABU TERHADAP
PERILAKU DAN GAYA BAHASA REMAJA

Proposal Penelitian
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mid Semester
dalam Mata Kuliah Metode Penelitian Media
Semester V Jurusan KPI
Tahun Akademik 2012/2013


IAIN
 



Oleh
YULIA EVANI SOLDINA
BP. 210 070


Dosen Pembimbing :
Mulyanti Syas, S. Sos. M. Si.


JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1433 H/2012 M
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. (Hafied Cangara, 1998: 123)
“Media massa” merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kebebasan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain. (Nurani Soyomukti, 2010: 198)
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi,  film, dan media on-line (internet). (Elvinaro Ardianto, dkk, 2009: 103)
Salah satu dari media massa yang semakin mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang adalah televisi. Televisi sangat banyak menyita perhatian masyarakat tanpa mengenal usia, pekerjaan, tempat tinggal, maupun pendidikan. Televisi memiliki sejumlah kelebihan, terutama kemampuannya dalam menyatukan antarfungsi audio dan visual, ditambah dengan kemampuannya memainkan warna. Penonton leluasa menentukan saluran mana yang mereka senangi. (Hafied Cangara, 1998: 142)
Gaya hidup yang semakin berkembang di masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yang berasal dari media massa, khususnya televisi. Televisi merupakan media massa elektronik yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Televisi dapat memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi, dan sikap serta perilaku penontonnya.Televisi memiliki kekhasan sendiri dalam penyajian programnya, guna menarik perhatian khalayak untuk menyaksikan acara yang ditayangkan. Dibandingkan dengan media komunikasi lain, televisi dapat memberi pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual yang dimiliki oleh televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan penikmatnya.Pada saat ini, televisi mulai menampilkan acara-acara yang semakin menarik perhatian dan memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat, khususnya bagi remaja. Seperti semakin banyaknya sinetron, film televisi, program musik, kuis-kuis, maupun film laga yang diproduksi oleh berbagai stasiun televisi.
Kebebasan bermedia melahirkan format baru dalam dunia pertelevisian sehingga acara-acara yang disuguhkan pun semakin beragam. Keragaman tersebut dapat dilihat mulai dari program berita hingga sinetron-sinetron remaja. Hampir keseluruhan acara tersebut ditujukan untuk menghibur pemirsa, bahkan untuk suguhan berita sekalipun. Tidak terkecuali bagi remaja usia sekolah, mereka juga mendapatkan banyak pilihan acara.
Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Dominick (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi, yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi, dan kepercayaan. (Elvinaro Ardianto, dkk, 2009: 58-59)
Berbagai macam siaran televisi berusaha menampilkan tayangan-tayangan yang mempunyai konsep baru untuk menarik perhatian masyarakat. Aspek positifnya dari televisi itu memang banyak yang dapat diambil, namun aspek negatifnya juga harus diwaspadai. Karena efek dari media televisi pada hari ini bisa menimbulkan pergeseran nilai, bila pergeseran itu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, tentu tidak akan menjadi masalah, tetapi apabila pergeseran itu menimbulkan masalah yang besar tentu harus diwaspadai.
Schramm, Lyle, dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain , tidur, membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika. Penelitian yang hampir sama telah dilakukan di Inggris, Norwegia, dan Jepang. Semuanya menunjukkan gejala yang disebut Joyce Crmond (1976) sebagai “displacement effects” (efek alihan), yang ia definisikan sebagai “reorganisasi kegiatan yang terjadi karena masuknya televisi, beberapa kegiatan dikurangi dan beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk menonton televisi”. (Jalaluddin Rakhmat, 2007: 221)
Televisi merupakan alat komunikasi yang modern, yang berfungsi untuk menyiarkan berita atau informasi-informasi yang bisa dilihat oleh masyarakat secara luas yang tidak dapat melihatnya secara langsung.Tapi kini televisi tidak menyiarkan berita atau informasi-informasi saja, pada era globalisasi ini banyak stasiun-stasiun televisi yang menyiarkan sinetron, yang mana sinetron ini tidak selalu membawa dampak positif saja, tetapi bisa juga membawa dampak negatif.
Pengaruh tayangan televisi yang disaksikan tidak hanya sewaktu, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara berpakaian atau model rambut. Hal ini disebut imitasi. Kategori penonton yang mudah terpengaruh itu biasanya adalah anak-anak dan generasi muda, meski kadang-kadang orang dewasa pun ada. Apabila hanya cara berpakaian yang banyak ditiru oleh penonton, tentu tidak masalah. Tetapi,  bila yang ditiru adalah cara hidup yang tidak sesuai dengan norma budaya, tentunya akan menimbulkan masalah. (Elvinaro Ardianto, dkk, 2009: 147)
Pada saat ini, semua stasiun-stasiun televisi yang ada berusaha dan saling berlomba untuk memproduksi tayangan-tayangan yang menarik perhatian masyarakat dengan konsep-konsep baru, yang kemudian dapat membuat penonton suka, menirukan, dan mengikuti adegan-adegan yang ditampilkannya. Tayangan televisi tersebut pada umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, dan perasaan para pemirsanya. Tayangan televisi yang banyak ditampilkan umumnya merupakan tayangan-tayangan yang penuh dengan khayalan dan cerita fiktif belaka.
Dalam dunia pertelevisian, sinetron salah satu bagian dari bentuk tayangan yang berisi cerita panjang dan bersambung. Sinetron dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dipahami sebagai singkatan dari sinema elektronik yang artinya film gambar hidup. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa sinetron merupakan istilah untuk produksi perfileman yang berdurasi pendek, di mana di dalamnya terdapat gambaran mengenai isi, tujuan, dan proses dari alur ceritanya.
Kini para remaja sangat mudah sekali untuk mengikuti gaya hidup dari sinetron yang disiarkan oleh stasiun televisi. Cara  berperilaku dan berbicara yang ditampilkan akan mudah diterima dan diingat oleh remaja. Sehingga mereka dengan leluasa dapat menirukan, bahkan semakin menyebarkan hal baru yang mereka dapatkan dari sinetron ini. Ditambah lagi dengan pemilihan para pemain yang memiliki wajah serta kemampuan acting yang baik, akan semakin membuat remaja tertarik untuk mengikuti ceritanya.
Pada beberapa waktu belakangan ini, terdapat salah satu tayangan sinetron remaja “Putih Abu-Abu” yang disajikan oleh Surya Citra Televisi (SCTV). Sinetron ini berhasil menyita sebagian besar perhatian pemirsa, khususnya remaja usia sekolah SMP dan SMA. Sinetron ini dibuat ratusan episode yang bertujuan untuk menghibur dengan cerita seputar kehidupan remaja yang intrik dengan cinta segitiga. Adegan dan bahasa yang digunakan dalam sinetron ini disesuaikan  dengan kehidupan para remaja saat ini.
Tidak dapat disangkal, penggunaan kata-kata seperti “kamseupay”, “ewww”,  enelan, ciyuz, miapah”, “rakyat jelata”, “beib”, “rakjel”, “mau tau aja ato mau tau banget?”, “kowawa”, “matemacinta”, “menurut ngana”, “romeobilang”, “unyu”, “kepo”, “cimit-cimitku”, “terus, gw harus bilang WAOW gitu?”, “babybaby-balabala” sering terdengar dari percakapan yang terjadi di antara remaja saat ini.Kata-kata ini menjadi trend oleh remaja karena mereka menyaksikan tayangan sinetron yang disuguhkan dan dikemas dalam tampilan yang menarik. Di mana, semakin hari semakin banyak remaja yang meniru perilaku yang ditayangkan oleh stasiun televisi.
Berdasarkan contoh di atas, terlihat bagaimana besar minat remaja dalam mengikuti setiap cerita yang membuat mereka menirukan bahasa-bahasa baru yang didapatkan dari sinetron Putih Abu-Abu ini. Tidak hanya dalam hal gaya bahasa, tetapi kebiasaan-kebiasaan tokoh yang diidolakannya dalam sinetron itu juga mulai ditiru oleh remaja yang mengikuti alur cerita dari sinetron ini, seperti meniru gaya rambut, pakaian, maupun cara bicara idola mereka dalam sebuah film.
Fakta mengenai keadaan seperti ini, menggugah keingintahuan penulis mengenai tujuan dan maksud dari perilaku meniru tayangan sinetron itu sendiri oleh para remaja. Penulis beranggapan bahwa tayangan sinetron Putih Abu-Abu menyebabkan banyak remaja yang meniru cara berperilaku dan berbicara sebagaimana yang ditampilkan oleh sinetron ini dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Sinetron Putih Abu-Abu terhadap Perilaku dan Gaya Bahasa Remaja”.



B.       Rumusan dan Batasan Masalah
1.         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh Sinetron Putih Abu-Abu terhadap Perilaku dan Gaya Bahasa Remaja”.
2.         Batasan Masalah
Untuk lebih terarah dan tidak terjadinya kesalahan dari maksud pembahasan ini, maka penulis perlu mengemukakan batasan masalahnya sebagai berikut:
a.         Banyaknya remaja yang menonton sinetron Putih Abu-Abu.
b.        Dampak positif dan negatif bagi remaja yang menonton sinetron Putih Abu-Abu.
c.         Hal-hal yang menyebabkan remaja meniru perilaku dan gaya bahasa yang ditayangkan dalam sinetron Putih Abu-Abu.

C.      Rumusan Judul
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis mengangkat judul “Pengaruh Sinetron Putih Abu-Abu terhadap Perilaku dan Gaya Bahasa Remaja”.

D.      Penjelasan Judul
Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul proposal ini, maka diperlukan penjelasan arti kata-kata berikut :
Pengaruh                          :Daya yang ada atau timbul dr sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang: besar sekali -- orang tua terhada watak anaknya.
Sinetron Putih Abu-Abu :Sinetron sendiri berarti film, pertunjukan sandiwara (drama) dan sebagainya yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik. (Tim PPPB, 1991: 944). Maksudnya adalah suatu acara yang dikemas sedemikian rupa untuk dapat dilihatkan pada orang banyak. Sedangkan sinetron Putih Abu-Abu merupakan sebuah sinetron remaja yang ditayangkan di SCTV. Pemerannya antara lain Eza Gionino, Derby Romero, Febby Rastanti, Ratna Kharisma Adzana, dan banyak lagi. Diproduksi oleh Screenplay Productions, dengan durasi satu jam setiap hari mulai pukul 19.00 WIB sebanyak 231 episode.
Perilaku                            :Tingkah laku, tanggapan seseorang terhadap lingkungan. Definisi perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksiindividu yang terwujud di gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan.
Perilaku menghasilkan sikap dalam arti kata perilaku adalah sesuatu sifat yang ada dalam diri kita yang melahirkan sikap.
Gaya Bahasa                    :Gaya bahasa secara etimologi berasal dari kata Latin (bahasa Yunani) stilus dikenal dalam retorika dengan istilah style yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Sedangkan secara terminologi, gaya bahasa berarti cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). (Gorys Keraf, 1984: 112-113)
Remaja                             :Yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,  yang berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”, baik itu kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Muhammad Ali, 2004: 9). Adapun remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah remaja dengan usia 13 tahun sampai 18 tahun, yakni siswa-siswa SMP dan SMA.
Jadi, yang penulis maksud dengan judul penelitian ini adalah bagaimana tayangan sinetron Putih Abu-Abu memberikan pengaruh terhadap perilaku dan gaya bahasa remaja usia sekolah tingkat SMP dan SMA.

E.       Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.         Tujuan Penelitian
a.         Untuk mengetahui seberapa banyak remaja yang menonton sinetron Putih Abu-Abu.
b.        Untuk mengetahui dampak positif dan dampak negatif apa saja yang timbul dari remaja yang menonton sinetron Putih Abu-Abu.
c.         Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan remaja meniru perilaku dan gaya bahasa yang ditayangkan dalam sinetron Putih Abu-Abu.
2.         Kegunaan Penelitian
a.         Memenuhi tugas MID Semester V dalam mata kuliah Metode Penelitian Media.
b.         Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang penelitian, terutama dalam keilmuan yang berkaitan dengan komunikasi, khususnya isi media.
c.         Untuk mendapatkan pengetahuan tentang pengaruh yang bisa timbul dari diri remaja setelah menyaksikan tayangan televisi.
d.        Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan akibat yang muncul pada diri seseorang setelah menyaksikan tayanagan televisi.











DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad, dkk, Psikologi Remaja Peserta Didik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004.
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998.
Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1984.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi¸ Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2007.
Soyomukti, Nurani, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Tim PPPB, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta: Balai Pustaka, 1991.


Contoh Treatment Iklan



Treatment Iklan Layanan Masyarakat
Bahaya Rokok Bagi Kesehatan

Treatment
1.      EXT. Teras Rumah (Opening)
Pemain           : Ayah
Gambar          : Menggambarkan suasana
-          Gambar opening scene/ suasana sore hari, pemandangan sekitar rumah.
-          Ayah sedang duduk di kursi, membaca koran sambil menghisap sebatang rokok dan sesekali meminum secangkir kopi yang ada pada meja di sampingnya.
2.      INT. Dalam Rumah
Pemain           : Anak | Ayah
Gambar          : Menggambarkan suasana
-          Gambar sang anak yang sedang bermain, kemudian tidak sengaja melihat ayahnya yang sedang menghisap sebatang rokok.
-          Sang anak berlari ke dapur dan mengambil segelas air putih.
-          Beberapa saat kemudian anak itu pun menghampiri ayahnya.
3.      EXT. Teras Rumah
Pemain           : Anak | Ayah
Gambar          : Menggambarkan suasana
-          Memperlihatkan wajah ayah yang senang, karena dibawakan air oleh anaknya.
-          Sesaat, anak itu langsung menyiramkan air tersebut ke rokok yang sedang dipegang ayahnya, rokok itupun mati dan jatuh ke lantai.
-          Ayah itu pun terkejut karena anaknya membuat ulah seperti itu.
Dialog             :
AYAH
(tersenyum)
ANAK
(menyiramkan air ke rokok ayahnya)
AYAH
“Kenapa kamu menyiram rokok ayah itu?”
ANAK
“Aku menyayangi ayah”
AYAH
“Maksud kamu?”
ANAK
“Kata ibu guru, rokok itu berbahaya yah...”
4.      EXT. Teras Rumah
Pemain           : Anak | Ayah
Gambar          : Menggambarkan suasana
-          Sang ayah terkejut mendengar kata-kata dari anaknya.
-          Si anak hanya melihat ayahnya dengan  polos dan tanpa rasa bersalah.
-          Kemudian sang ayah merasa terharu dan memeluk anaknya.
Dialog             :
AYAH
(terharu dan memeluk anaknya)
“Terimakasih anak ku sayang, ayah bangga sama kamu. Ayah janji nggak akan merokok lagi demi kamu sayang..”
ANAK
(tersenyum bahagia)
5.      EXT. Teras Rumah (Closing)
Pemain           : Anak | Ayah
Gambar          : Menggambarkan suasana
-          Memperlihatkan gambar ayah dan anak saling berpelukan.
-          Sang ayah berjanji tidak akan merokok lagi dan berkata “Sayangi diri anda dan keluarga, rokok tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga terhadap orang-orang yang ada di sekitar anda.”
-          Mengakhiri iklan dengan slogan rokok “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan.”

Contoh Anggaran Biaya Produksi Iklan



ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
1.        Peralatan lokasi shooting                      
a.    Sewa Kamera (2x@Rp 1.000.000,-)               :           Rp 2.000.000,-
b.    Kaset (2x@Rp 35.000-)                                  :           Rp      70.000,-
c.    Audio                                                              :           Rp    100.000,-
d.   Lighting                                                           :           Rp    100.000,-
e.    Perlengkapan Lainnya                                     :           Rp    300.000,-
2.        Sewa lokasi                                                         :           Rp    500.000,-
3.        Setting Dekorasi                                                 :           Rp    100.000,-
4.        Transportasi                              
a.    Sewa mobil (2x@Rp 300.000,-)                     :           Rp     600.000,-                      
b.    Bensin (2x@Rp 150.000,-)                             :           Rp     300.000,-
c.    Parkir                                                               :           Rp       50.000,-
5.        Konsumsi
a.    Artis 2 orang (2x@Rp 40.000,-)                     :           Rp       80.000,-
b.    Crew 10 orang (10x@Rp 30.000,-)                 :           Rp     300.000,-
6.        Properti
a.    Sewa meja kursi                                              :           Rp     150.000,-
b.    Rokok                                                              :           Rp       15.000,-
c.    Koran                                                              :           Rp         5.000,-
d.   Kopi                                                                :           Rp         5.000,-
e.    Beli mainan                                                     :           Rp     100.000,-
f.     Lain-lain                                                          :           Rp     100.000,-
7.        Kerabat Kerja
a.    Produser                                                          :           Rp     300.000,-
b.    Sutradara                                                         :           Rp     300.000,-
c.    Script Writer                                                    :           Rp     300.000,-
d.   Cameraman                                                     :           Rp     300.000,-
e.    Lightingman                                                    :           Rp     250.000,-
f.     Audioman                                                       :           Rp     250.000,-
g.    PJ Properti dan Dekorasi                                 :           Rp     250.000,-
h.    Unit Manager                                                  :           Rp     250.000,-
i.      Penata Rias dan Artistik                                 :           Rp     250.000,-
j.      Editor                                                              :           Rp     300.000,-
8.        Editing dan Mixing
a.    Fasilitas Editing                                              :           Rp     200.000,-
b.    Kerabat Kerja                                                  :           Rp     300.000,-
c.    Bahan                                                              :           Rp       50.000,-
9.        Administrasi
a.    Telepon                                                            :           Rp     100.000,-
b.    Fotocopy                                                         :           Rp       50.000,-
10.    Pembayaran Artis (2x@Rp 1.000.000,-)          :           Rp 2.000.000,-
11.    Kostum                                                                :           Rp     300.000,-
12.    Tata Rias                                                             :           Rp     200.000,-
13.    Biaya Tak Terduga                                            :           Rp     200.000,-
TOTAL ANGGARAN                                                  Rp 11.025.000,-
Terbilang : Sebelas juta dua puluh lima ribu rupiah.