Jumat, 22 Maret 2013

Ayat-Ayat Tentang Berfikir Positif




A.    QS. Ali-Imran (3):190-191
Artinya; Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua  ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari siksa neraka. (Departemen Agama RI, 2005: 75)

Asbabun Nuzul
Imam Tabrani dan Ibn Abu Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari Ibn Abbas, “bahwa orang-orang Quraisy pernah datang kepada orang-orang Yahudi lalu bertanya, “Mu’jizat apakah yang dimiliki oleh Nabi Musa sewaktu dtang kepadamu?” Orang-orang Yahudi menjawab, “Tongkat dan tangannya yang tanpak putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya”
Kemudian mereka mendatangi orang-orang Nasrani dan bertanya pada mereka, “Bagaimana mu’jizat Nabi Isa itu?” Jawab mereka, “Ia dapat menyembuhkan orang buta, menyembuhkan orang berpenyakit sopak, dan dapat menghidupkan orang mati.”
Selanjutnya orang-orang Quraisy itu mendatangi Nabi SAW seraya berkata.
“Do’akanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia mengubah bukit Safa menjadi emas.” Nabi SAW pun berdo,a kepada Allah SWT, kemudian turunlah ayat inna fi khalqis samawati wal ardh dan seterusnya. (lihat Al Maraghi, 1993: 288)

1.         Penjelasan dan Munasabah Ayat
Al Maraghi menafsirkan ayat diatas bahwa dalam tatanan langit dan bumi serta keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaannya juga dalam silih bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh dan cara berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dsb, merupakan tanda dan bukti yang menunjukkan keesaan Allah, kesempurnaan pengetahuan, dan kekuasaan-Nya. (Al Maraghi, 1993: 288)
Lebih lanjut, Al Maraghi mengartikan kata Ulul Albab sebagai orang-orang yang mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah darinya, mengambil hidayah darinya, menggambarkan keagungan Allah dan mau mengingat hikmah akal dan keutamaannya, di samping keagungan karunia-Nya dalam segala sikap dan perbuatan mereka, sehingga mereka bisa berdiri, duduk, berjalan, dsb.
Selanjutnya, mereka mau memikirkan tentang kejadian di langit dan bumi beserta rahasia-rahasia dan manfaat yang terkandung di dalamnya, yang menunjukkan kepada ilmu yang sempurna. Dan sesungguhnya penuturan dzikir di sini, hanyalah mengenai makhluk Allah. Hal itu karena ada larangan memikirkan zat sang pencipta, karena mustahil seseorang akan bisa sampai kepada hakekat zat sifat-sifat-Nya.

2.      Kandungan Ayat
Menurut ayat ini, bahwa umat manusia diperintahkan untuk senantiasa mau memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi serta rahasia-rahasia yang ada di dalamnya, agar manusia

3.      Kaitan dengan Komunikasi
·         Seorang komunikator dan komunikan haruslah memikirkan tentang kebesaran Tuhan dan senantiasa mengingat


B.     QS. Al-Hajj (22):46
Artinya: Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami atau telinga mereka dapat mendengar? sebenarnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Departemen Agama RI, 2005: 337)

Penjelasan dan Munasabah Ayat
Menurut Al Maraghi, tafsiran ayat ini yaitu, “apakah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mengingkari kekuasaan-Nya itu tidak mengadakan perjalanan di dalam negeri, lalu memperhatikan bekas para pendusta rasul Allah yang telah lalu sebelum mereka, seperti kaum ‘Ad, Samud, Lut, dan kaum Syu’aib, apakah mereka tidak melihat bekas negeri dan tempat tinggal umat-umat itu, tidak mendengar berita tentang mereka, lalu berfikir tentang berita itu dan mengambil pelajaran, sehingga mereka dapat mengambil pelajaran dari sejarah itu, kembali kepada Tuhan mereka dan memahami hujjah-Nya yang telah Dia bentangkan di ufuk. (Al Maraghi, 1993: 215)
Selanjutnya, Allah menjelaskan bahwa mereka tidak bisa diharapkan untuk beriman, karena hati mereka telah buta, sehingga tidak dapat melihat dalil-dalil kauniyah dan tidak pula dalil-dalil aqliyah, sekalipun penglihatan mata mereka sehat dan tidak buta, tetapi hati mereka yang buta. Padahal yang dijadikan landasan untuk daat melihat hujjah Allah adalah mata hati, bukan mata kepala.

C.    QS. al-Zumar (39): 9
Artinya: (apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Departemen Agama RI, 2005: 459)
Penjelasan dan Munasabah Ayat
Penjelasan ayat ini yaitu, “apakah kamu hai orang musyrik, lebih baik keadaan dan nasibmu dari pada orang yang senantiasa menunaikan ibadah, ketaatan, dan selalu melaksanakan tugas-tugas ibadahnya pada malam hari, sehingga ibadah di waktu itu lebih dekat untuk diterima, sedang orang itu dalam keadaan takut dan berharap ketika beribadah”. Artinya, apakah orang yang taat itu sama dengan orang yang berbuat maksiat. (Al Maraghi, 1993: 278)
Lebih lanjut, Al Maraghi mengungkapkan bahwa Allah SWT. menegaskan tentang tidak ada kesamaan di antara keduanya dan memperlihatkan tentang keutamaan ilmu dan betapa mulianya beramal berdasarkan ilmu dan sesungguhnya yang dapat mengambil pelajaran dari hujjah-hujjah Allah dan dapat mengerti nasehat-Nya dan dapat memikirkan-Nya, hanyalah orang-orang yang mempunyai akal dan pikiran yang sehat, bukan orang-orang yang bodoh dan lalai. Artinya, yang mengetahui perbedaan antara orang yang tahu dan tidak tahu hanyalah orang yang mempunyai akal pikiran yang sehat, yang dipergunakan untuk berpikir.

D.    QS. al-Ra’du (13): 19
Artinya: Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu itu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Departemen Agama RI, 2005: 252)

Penjelasan dan Munasabah Ayat
Penjelasan ayat ini yaitu, “tidaklah sama orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Allah kepadamu adalah yang haq, dan tidak ada keraguan di dalamnya, dengan orang yang tidak mengetahuinya. Dia adalah orang buta yang tidak mengikuti dan tidak memahami kebaikan. Dan kalaupun memahaminya, ia tidak akan tunduk kepadanya, dan tidak pula membenarkannya, maka dia tetap bingung di dalam kegelapan, kebodohan, dan ketidaktahuan.
Qatadah mengatakan, mereka adalah kaum yang memanfaatkan perintah Allah yang mereka dengar, pahami, dan hayati, sedangkan yang lain seperti orang buta yang tidak dapat melihat dan tidak pula dapat memahami kebenaran. Dan hanyalah orang-orang yang berakal sehat dan berakal sehat saja yang dapat mengambil pelajaran dari perumpamaan ini dan dapat memahami hakekat serta rahasianya. (Al Maraghi, 1993: 168)

2 komentar:

  1. Casinos Near Harrisburg, PA - Mapyro
    Casinos Near Harrisburg, Pennsylvania. 2.2 Million Casino 수원 출장안마 Slots Machines. 속초 출장마사지 2.6 Million Casino 창원 출장마사지 Table Games. 광양 출장마사지 1.8 Million Video 경산 출장마사지 Poker Machines. 1.8 Million Video Poker Tables. 1.8 Million Video

    BalasHapus